Kabar

UNTAG Surabaya dan Wisma Jerman Gandeng SMPN 41 untuk Literasi Sains & Ekonomi Sirkuler Melalui Film Pendek

UNTAG Surabaya dan Wisma Jerman Gandeng SMPN 41 untuk Literasi Sains & Ekonomi Sirkuler Melalui Film Pendek

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya bersama Wisma Jerman mengadakan kegiatan inovatif pemanfaatan film pendek sebagai media literasi sains dan ekonomi sirkuler. Acara ini diikuti oleh 68 siswa SMPN 41 Surabaya dari kelas 7 hingga kelas 9 yang tergabung dalam OSIS dan ekstrakurikuler, berlangsung pada Rabu, 13 November 2024, di aula sekolah.

Pentingnya Inovasi dalam Pembelajaran Sains

Kepala SMPN 41 Surabaya, Siti Erum Megawati, M.Pd., berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan baru kepada siswa tentang konsep emisi nol bersih dan ekonomi sirkuler. “Semoga kegiatan ini menjadi pengalaman berharga untuk memahami konsep sains dengan cara yang lebih menarik,” ungkapnya.  Dosen Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya, A.A.I. Prihandari Satvikadewi, M.Med.Kom., juga menegaskan bahwa literasi sains di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Ia berharap acara ini menjadi kontribusi kecil untuk mendorong kemajuan pemahaman sains di kalangan pelajar.

Sambutan Kepala SMPN 41 Surabaya, Siti Erum Megawati, M.Pd.

Eksperimen Sederhana Penyemarak Suasana 

Sebanyak empat film pendek dengan tema emisi nol bersih dan ekonomi sirkuler ditayangkan dalam acara ini. Masing-masing berjudul Bagaimana Ban dan Ban Dalam Pada Sepeda Dibuat: Kisah Ban Schwalbe (Sutradara: Joerg Thommes), Tetesan Embun/Gocce di Rugiada (Sutradara: Gianpaolo Gelati), Burung dan Mesin Terbang/Bird Drone (Sutradara: Radheya Jang Jegatheva), dan Teo, si Bocah Biru (Sutradara: Hygor Amorim).

Kegiatan ini semakin seru dengan eksperimen sederhana yang dipandu oleh tim dari Wisma Jerman. Eksperimen tersebut bertujuan membuat siswa lebih memahami konsep sains secara aplikatif dan menyenangkan. Eksperiman sederhana tersebut menggunakan bahan-bahan yang mudah dijumpai sehari-hari, seperti gelas, botol plastik, klip kertas dan bola pingpong. Dengan melakukan langsung eksperimen sederhana, siswa mempelajari prinsip-prinsip fisika seperti gaya sentripetal, tekanan udara, momentum, yang disinggung juga di dalam film yang mereka saksikan.

Dahana Adi Pungkas, Asisten Program dan Budaya Wisma Jerman, menyatakan, “Kami berharap acara Science Film Festival dari Goethe-Institut ini dapat meningkatkan mutu pendidikan, mempererat kerja sama budaya antara Indonesia dan Jerman, serta mendukung pengembangan sumber daya manusia melalui inovasi pembelajaran.”

Eksperimen Gaya Sentripetal menggunakan gelas berkaki, botol kaca dan bola pingpong

Antusiasme Peserta dan Harapan Guru

Peserta terlihat antusias mengikuti rangkaian acara. Dinar Prameswari Fiantono, siswi kelas 8C, berbagi pengalamannya, “Perasaan saya mengikuti program ini sangat senang dan juga sangat seru karena cara penyampaian materi yang menyenangkan dan kita juga melakukan beberapa eksperimen yang membuktikan bahwa sains itu seru.”

Dukungan juga datang dari Ninik, guru pembimbing penelitian SMPN 41 Surabaya. “Kegiatan ini memberikan pengetahuan baru yang diminati anak-anak dan mendukung program penelitian di sekolah kami. Semoga kegiatan serupa bisa diadakan lagi untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam dunia riset,” ujarnya.

Antusiasme peserta selama acara

Acara ini membuktikan bahwa pendekatan kreatif dalam pembelajaran sains dapat memberikan pengalaman edukatif yang berkesan dan berdampak positif bagi siswa. Kolaborasi antara institusi pendidikan dan budaya seperti UNTAG Surabaya dan Wisma Jerman patut menjadi contoh untuk pengembangan pendidikan di masa depan.

Penulis: Adiska, Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untag Surabaya

Post Comment